Kamis, 22 Oktober 2009

Greeting

Assalaamu 'Alaikum Wa Rohmatulloohi Wa Barokaatuh


Segala puja puji hanya untuk Allooh SWT atas segala karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada Kita sebagai Bangsa Indonesia dan khususnya kepada Warga Besar SMA Negeri 1 Kraksaan. Syukron Katsiiron Yaa Allooh ... !

Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan Nabi Kita Muhammad SAW yang mana dengan perantaraan beliaulah dunia ini menjadi terang benderang setelah melewati masa-masa gelap nan kelam dalam jangka panjang. Lewat perantaraan beliau pulalah muncul salah satu ummatnya yang bernama Abu Musa Abdillah Al Khowarizmi dari Negeri Uzbekistan. Dari ilmuwan Islam inilah lahir cikal bakal Ilmu Komputer sampai secanggih dewasa ini yakni Algoritma (Algorithm) sehingga akhirnya kami pun bisa mengikuti Lomba mendesign Website yang diadakan oleh Panitia Gebyar ICT Universitas Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Oleh karena itu kami tiada bosan-bosannya membaca "Alloohumma Sholli 'Alaa (Sayyidinaa) Muhammad Wa 'Alaa Aalih ... !".

Kami menyambut gembira atas diadakannya kompetisi ini, meski menyadari sepenuhnya bahwasanya kemampuan kami masih sangat minim dalam hal Ilmu Website, namun tak mengurangi semangat untuk ikut berpartisipasi di dalamnya. Apalagi topik yang ditayangkan seputar Peran Aktif Pemudi Pemudi Harapan Bangsa khususnya Indonesia di mana pada dekade ini telah terjadi krisis multidimensi. Bilamana hal ini dibiarkan berlarut-larut, maka justeru akan mengancam kehidupan kita di masa-masa yang akan datang. Mengingat Para Anak Cucu Adam dan Hawa digariskan oleh Allooh SWT sebagai Kholifah Di Muka Bumi ini, tentunya Tongkat Estafet Kekholifahan akan sangat ditentukan oleh Para Pemuda Pemudinya di masa yang akan datang. Apa boleh buat, Generasi Senior banyak yang sudah salah jalan, namun akan jauh lebih berbahaya bilamana hal ini akan terus diwarisi dan dilanjutkan oleh Para Generasi Mudanya. Bukankah Rosulullooh SAW telah mengingatkan kepada kita semua bahwasanya "Nasib suatu bangsa terletak di pundak pemuda pemudinya".

Oleh karena itulah kami sebagi bagian Warga Negara Indonesia ikut belajar memikirkan nasib bangsa ke depan dengan harapan segala keterpurukan yang terjadi selama ini dan sekarang ini dapat kami jadikan landasan yang amat kuat dan kokoh untuk melanjutkan perjuangan kehidupan Bangsa Indonesia yang lebih baik. Semoga Allooh SWT mengabulkannya.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada :

  • Seluruh Pihak Civitas Akademika Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrohim Malang dan yang terkait, meski Web ini gagal dikompetisikan akibat misunderstanding antyara Teamwork dengan Pihak Panitia Lomba.
  • Seluruh pihak yang berkecimpung dalam Dunia Komputer dan yang terkait.
  • Seluruh warga besar SMA Negeri 1 Kraksaan dan yang terkait yang telah memberikan supportnya.

Kami sadar sepenuhnya Website kami http://teenagersfornation.blogspot.com jauh dari sempurna, apalagi mendesignnya di saat padatnya aktivitas Sekolah. Oleh karena itu, mohon dimaklumi dan saran membangunnya. Akhirnya, wa bil-laahit taufiiq wal hidaayah, war ridloo wal 'inaayah, Was Salaamu 'Alaikum Wa Rohmatulloohi Wa Barokaatuh.
Read More..

Rabu, 21 Oktober 2009

DESKRIPSI BLOG "TEENAGERS FOR NATION"

Tepat pada hari kamis tanggal 22 Oktober 2009. Kami teamwork dari SMAN 1 Kraksaan telah menyelesaikan pembuatan web yang bertema "Pemuda dan Bangsa" dan kami beri judul yaitu "Teenagers For Nation".
Pada kesempatan kali ini, kami akan mengulas dan mendeskripsikan tentang alasan mengapa kami membuat web ini beserta containt-nya.
Tema "Pemuda dan bangsa" merupakan tema yang telah ditentukan oleh panitia lomba UIN Malang sehingga kami harus membuat web tersebut sesuai dengan tema yang telah ditetapkan."Teenagers for Nation" adalah judul web yang kami buat ini. Arti dari kata tersebut yaitu "Pemuda untuk Bangsa", yang bermakna bahwa seluruh pemuda di suatu bangsa siap mengabdi dan membela tanah air, khususnya di Indonesia ini.
Pembuatan web ini bertujuan untuk memenuhi kriteria penilaian lomba web di UIN Malang dan untuk memberikan sekilas pengetahuan kepada masyarakat khususnya para pemuda yang menjadi penentu hancur dan tegaknya suatu bangsa menghadapi era globalisasi dewasa ini.
Kami berharap, melalui web ini dapat menambah pengetahuan kepada semua orang dalam hal ini visitor terutama para pemuda Indonesia, agar dapat menyikapi kehidupan berbangsa dan bernegara sebagaiamana yang diharapkan para pendiri bangsa kita atas perjuangannya di masa silam melawan penjajahan.
Design header kami buat sesuai dengan tema yaitu terdiri dari gambar para pahlawan yang pantang menyerah dalam membela negara Indonesia sehingga mencapai kemerdekaan yang diharapkan dan bersebelahan dengan gambar tersebut sengaja kami mengambil objek siswa-siswi SMA Negeri I Kraksaan yang sedang mengibarkan sang saka mnerah putih. Merupakan perwujudan dari pengimplementasian pemuda pemudi bangsa akan rasa cinta tanah, penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pahlawan-pahlwan bangsa yang telah gugur demi kemerdekaan bangsa Indonesia. Selain 2 objek tersebut, terdapat pula gambar peta Indonesia yang di ujung kanan kanan header dilengkapi Burung Garuda Pancasila, tak lain alasan kami adalah Tanah air Indonesia yang satu dipersatukan dibawah Pancasila
Alur website ini mengarahkan kepada pemuda dan bangsa sehingga dari isi, dan keseluruhan tampilan web ini mencakup tentang bagaimana pemuda-pemudi diakitkan terhadap masalah berbangsa dan bernegara. Dan tentu pula kami sertai dengan saran yang dapat kami berikan.
Kami postingkan berbagai macam artikel mengenai pemuda dan bangsa di main wrapper dari latar belakang, peran pemuda untuk bangsa dilihat dari bidang ekonomi, politik, pendidikan, kebudayaan dan sebagainya serta awal berkobarnya semangat pemuda bermula dari terselenggarakannya sumpah pemuda.
Leftside bar kami susun urut mulai dari yang teratas; google search, aticle labels, archieves, guest book, dan links.
“Google search” kami letakkan paling atas agar pengunjung dapat langsung browsing mengenai containt blog tanpa harus keluar atau melalui tab baru. “Article labels” kami susun sesuai tema agar pengunjung mudah dalam memilah-milah artikel. Pengunjung dapat pula mengisi buku tamu baik untuk komentar ataupun sekedar ucap salam kenal bisa mengisi di “guest book”. Dengan harapan kami dan pengunjung saling dapat saling berhubungan secara lebih komunikatif. Kami juga memfasilitasi visitors untuk dapat berkunjung ke situs-situs kami yang lain, silahkan klik “link” yang telah kami siapkan. Rightside bar dari tersusun dari atas yaitu; about us, clock, calendar, visitors, contact person, slide dan tampilan image.
“About us” kami letakkan di paling atas mengenai identitas kami/sekolah kami. Setelah about us, tampak di bawahnya “clock dan calendar” secara berurutan. Seperti yang kita ketahui dalam kehidupan sehari-hari, unsur jam dan kalender sering tidak terpisahkan. Dalam percakapan sehari-hari ketika orang menanyakan kapan suatu acara dilangsungkan, yang ditanya akan menjawab lengkap tanggal dan jamnya. Seperti itulah alasan kami meletakkan clock dan calendar secara berurutan.
Untuk menampilkan berapa banyak pengunjung yang telah mengunjungi website kami, kami lengkapi weblog kami dengan “flagcounters”. Selanjutnya di bawah flagcounters kami letakkan “Contact Person” supaya antara kami dan pengunjung dapat saling berkomunikasi dengan mudah, chattting melalui Yahoo Massenger.
Untuk mempercantik dan membuat halaman weblog kami lebih hidup, kami lengkapi halaman weblog kami dengan “tayangan slide dan tampilan gambar”. Tentunya tidak sembarang slide dan gambar. Slide kami buat secara original mengambil objek foto-foto pilihan siswa SMA Negeri I kraksaan. Tayangan gambar untuk menggugah para pengunjung untuk jangan sekali-kali menyentuh narkoba. Dan gambar yang lain yaitu peduli aids, hal itu perwujudan solidaritas kita sebagai sesama generasi bangsa untukk tidak mendiskriminan mereka yang menderita aids. Kami sangat suka bersahabat, untuk menambah teman dalam blog ini kami juga menyediakan "followers". Dengan maksud pengunjung dapat bergabung atau menjadi pengikut dalam blog kami ini, selain itu sewaktu-waktu kita dapat share satu sama lain. Saling mengunjungi webblog dan dari sanalah proses belajar pun dapat terjadi melalui penemuan hal-hal baru yang belum kita dapati sebelumnya.
Pada akhir halaman / footer wrapper kami meletakkan tayangan slide, kami pasang 3 tayangan slide. Slide yang kami pasang orisinil berisi gambar-gambar terpilih SMA Negeri I Kraksaan, misalnya siswa-siswi SMA yang terpilih menjadi PASKIBRAKA.
Alhamdulillah, kurang lebih seperti itulah deskripsi weblog kami. Kami menyadari kami adalah hambaNya yang jauh dari kesempurnaan. Semoga hasil karya kami ini bermanfaat. Amiiinn…….
Read More..

DRUGS BRING US TO THE HELL

IRONIS!!! Satu kata yang langsung muncul ketika melihat gambar tersebut. Apalah yang dapat diharapkan oleh seorang yang tercandu narkoba sebelum dia benar-benar ingin keluar dari lembah nan gelap. Semoga kita tidak terjerumus ke dalam lembah syetan! Manfaatkan waktu yang kita miliki dengan hal-hal positif. Dan bagi mereka yang telah terlanjur terjerumus oleh barang haram tersebut segeralah menyadari kebodohannya menyentuh barang tersebut. Bergegaslah untuk memperbaiki segala sesuatunya. Jangan pernah menyerah. Allah akan selalu bersama orang yang panyang meyerah, apalagi bagi hambanya yang hendak bertaubat kembali menuju jalanNya yang benar.
"SEMOGA KITA TERMASUK ORANG YANG BERUNTUNG DAN SELALU DALAM PERLINDUNGAN ALLAH SWT, AMIN...AMIN...YA RABBAL ALAMIN..."
Read More..

AKTUALISASI NILAI - NILAI KEBANGSAAN

Kami mempunyai pertanyaan nih, ya kira kira cukup dua pertanyaan saja. Yang pertama, mengapa sih kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan masih belum bisa teratasi? Dan yang kedua, bagaimanakah cara kita memutuskan suatu lingkaran setan yang dapat membuat bangsa kita terhindar oleh arus globalisasi yang negatif ? Kami menemukan suatu artikel dari Majalah Mimbar yang insyaallah dapat menjawab dua pertanyaan tadi. Artikel tersebut kami rasa sangat menarik untuk dibaca.


Detik - detik bersejarah yang menentukan hidup matinya suatu bangsa. Proklamasi kemerdekaan, tepat pukul 10.00, 17 Agustus, 60 tahun yang lalu di kumandangkan. Ini berarti, rantai membelenggu rakyat Indonesia telah lepas, Bangsa Indonesia tidak lagi berada dalam kungkungan penjajah.
Namun perjuangan belum selesai. Di saat para pendiri negara, mencoba menata pemerintah sendiri, masuk provokasi, karena Jepang kala dalam perang dunia ke II. Indonesia sebagai bekas jajahannya, diakui menjadi milik Negara yang termasuk dalam kelompok pemenang. Masuklah tentara sekutu. Spontan rakyat Indonesia melakukan perlawanan. Pemuda dan seluruh rakyat Indonesia di berbagai penjuru di tanah air bersatu. Mereka mempunyai tekat yang sama : tidak mau di tindas lagi. Sikap tegas yang disertai dengan pengorbanan jiwa, raga dan harta demi cita – cita luhur proklamasi.



Semangat perjuangan dan rasa nasionalisme yang mendalam telah ditunjukkan oleh para pendahulu. Mereka sngat mencintai bangsa dan tanah airnya. Para pejuang itu rela berkorban demi pemerintahan kemerdekaan negaranya. Jiwa patriotisme tumbuh berkembang menjadi Wahana pemersatu bangsa. Semangat nasionalisme yang dilandasi oleh iman dan keyakinan akan datangnya pertolongan Yang Maha Kuasa, Allah Swt, menghasilkan kemerdekan. Proklamasi kemerdekaan merupakan akumulasi dari rasa senasip sepenanggungan selama menjadi rakyat jajahan bertahun – tahun. Rasa kebersamaan dan kecintaan pada tanah air mampu mengatasi berbagai perbedaan Bangsa In donesia yang plural – beragam – meliputi berbagai suku, etnis, budaya, tingkat sosial, ekonomi, pendidikan dan juga paham keagamaan. Nasiolisme dan patriotisme yang kuat menciptakan persatuan dan kesatuan, sebangsa dan setanah air.



Kemerdekaan adalah jembatan emas menuju kesejahteraan, kemakmuran dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat merdeka. Kemerdekaan yang kita peroleh bukanlah hasil perjuangan semerta semua orang yang lahir dan hidup di bumi nusantara. Buah kemerdekaan yang diharapkan yaitu kemakmuran dan keadilan sosial, sudah layaknya menjadi milik seluruh rakyat Indonesia. Hasil-hasil pembangunan sebagai berkat dari kemerdekaan tidak patut bilamana hanya dinikmati oleh sekelompok kecil orang yang berpeluang saja


.
Semangat kebangsaan akhir-akhir ini dirasakan makin luntur. Sifat dan sikap gotong royong dan saling membantu yang menjadi karakter bangsa Indonesia, dikalahkan oleh sifat vested interest – mementingkan diri sendiri – dan sifat materialistis individualistis. Hal ini tampak pada sebagian orang yang bila mendapatkan peluang cenderung korup dan memperkaya diri. Sekalipun bangsa dalam kondisi kritis, banyak balita terkena busung lapar, anak-anak bunuh diri karena malu tidak dapat membayar tunggakan SPP, kelangkaan BBM, mati karena wabah diare, penyakit lumpuh layu, polio hingga himbauan hemat listrik dan energi, sebagian orang belum tumbuh juga sense of crisis, kepekaan dan tasa keadilan sosial. Mereka tidak ambil pusimg terhadap penderitaan orang lain dan nasib generasi mendatang, yang diutamakan hanyalah kepentingan diri sendiri untuk saat ini.


.
 

Jiwa pengorbanan yang pernah dimiliki oleh para pahlawan bangsa, kini hampir sirna. Keringat dan darah mereka tumpahkan demi kemerdekaan bangsa dan negaranya, hasil pengorbanan dan perjuangan mereka, kini kita yang menikmati. Sungguh suatu pengkhiatan yang besar, bila kita saat ini tidak pandai mensyukurinya. Semangat kebangsaan dan kecintaan kepada tanah air dari pahlawan kemerdekaan mengangkat derajat dan martabat bangsa. Tingginya kadar semangat dan keikhlasan mereka menumbuhkan inisiatif dan aksi dalam memperjuangkan kemerdekaan dengan gigih dan tabah. Dalam jangka panjang, sejak perjuangan yang bersifat local dan sporadic, hingga yang bercorak nasional-kurun waktu 1928 hingga 1945-mencerminkan betapa hebat dan dahsyatnya semangat perjuangan mereka.

.

 Lunturnya jiwa patriotisme dan kurangnya kepedulian terhadap nilai-nilai kebangsaan, disebabkan oleh banyak faktor. Antara lain, pertama, tidak adanya kebersamaan antar berbagai status ekonomi dan sosialnya. Kedua, pemahaman akan nilai-nilai perjuangan bangsa yang kurang. Ketiga, pergeseran pola piker sebagai dampak dari budaya global dan derasnya arus informasi. Cara berpikir orang saat ini serba praktis, pragmatis dan cenderung materialistis.

.

 Globalisasi mengubah pola piker dan pola hidup. Hedonisme dan konsumerisme merambah kehidupan masyarakat modern hidup glamour dan hura-hura telah menghancurkan idealisme dan menciptakan erosi kepribadian. Tradisi baru menggantikan cara hidup ketimuran yang penuh ketenangan dan kedamaian. Kehidupan modern yang gemerlapan beraroma alcohol melumatkan nilai-nilai luhur bangsa. Jiwa dan semangat patriotisme makin jauh dari generasi yang berada di bawah bayang-bayang narkoba.Kekhawatiran akan lenyapnya semangat kebangsaan tidak boleh membuat bangsa ini menghentikan langkah untuk berkembangan. Generasi bangsa dalam era millennium ketiga ini mesti punya pegangan hidup yang kuat. Agar tidak tertindas oleh arus globalisasi. Profesionalisme adalah tuntutan zaman. Sains dan teknologi yang pesat merupakan karunia Allah yang dianugerahkan kepada hamba-Nya yang menggunakan akal pikirannya. Namun nilai-nilai spiritual keagamaan harus tetap dijadikan sebagai pegangan hidup yang kokoh.Regenerasi terus berjalan. Tongkat estafet selalu berpindah tangan. Hubungan antara perintis dengan generasi berikutnya tidak boleh putus. Pewarisan nilai-nilai dan semangat proklamasi terus berlangsung. Mengemban amanat, mengisi kemerdekaan, menggapai cita-cita proklamasi menjadi kewajiban generasi penerus. Untuk menyiapkan generasi yang berkualitas dan bermoral, guna memenuhi harapan leluhur, perlu diperhatikan pendidikannya. Kita patut bersyukur bahwa pendidikan putra-putri Indonesia makin maju dan berkembang setelah memasuki kemerdekaan. Berbeda dengan pendidikan dimasa penjajahan. Anak-anak bumi putera dikekang. Tidak diberi kesempatan melanjutkan sekolahnya.

.

Persoalannya terletak pada pemerataan. Pendidikan untuk semua yang kita dambakan setelah merdeka, belum terwujud. Sementara sebagian putra-putri Indonesia ke jenjang yang tinggi, sebagian yang lain masih banyak yang tertinggal. Angka putus sekolah tingkat dasar maupun tingkat menengah masih cukup besar. Kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan masih belum teratasi. Suatu lingkaran setan yang harus segera diputus, jika bangsa ini tidak ingin terlindas oleh arus globalisasi.Sumber : Pembangunan Agama MIMBAR, Agustus 2005
Read More..

WAHAI PEMUDA, PEMUDI ! JUNJUNG TINGGILAH "SPORTIFITAS !"

Setiap pemuda termasuk pemudi mempunyai minat, bakat, dan cita - cita. Terutama minat dan bakat dalam olahraga, karena dengan olahraga akan menjadi sehat. Tetapi olahraga pun bermacam - macam bentuknya seperti: olahraga Basket atau Sepak Bola. Olahraga tersebut perlu sekali menjunjung tinggi sportifitas seperti halnya olahraga lainnya. Banyak di antara kita yang tidak dapat menjunjung sportifitas, buktinya saja masih banyak tawuran antar supporter maupun antar pemain dan ada juga wasit yang tidak adil. Mengapa sampai terjadi hal yang seperti itu ?
Karena masih kurangnya rasa sportifitas dalam diri pemain maupun penonton dan wasit pun kurang tegas dalam menentukan keputusan. Kenapa harus terjadi tawuran? Apa karena kalah dalam bertanding. Kalau masalah kalah atau menang, itu sih wajar dalam setiap pertandingan. Mengapa harus tawuran dan mengapa harus adu fisik untuk hal kalah atau menang? Daripada tawuran yang dapat merugikan pihak yang melakukan tawuran dan masyarakat sekitar serta dapat sakit lagi, aduuuuuuuh apalagi masih mau berobat mendingan uang untuk biaya tawurannya kita sumbangkan kepada korban bencana gempa yang baru-baru ini terjadi di kota Padang dan Jambi atau Lainnya atau bisa juga disumbangkan kepada Bpk. Suhu PSPB Ronggolawez21, ya biar tambah tajir gitu. Siapa sih Suhu PSPB Ronggolawez21 itu? Ya beliau kan Guru Faforit saya he he he. Ingin tahu kagak tentang sedikit beliau ? Silahkan kunjungi ini saja dech ...http://suhupspbronggolawez21.blogspot.com ! Sekian dulu ya ... terimakasih.
Read More..

MEMBERIKAN RUANG LEBIH BAGI ANAK MUDA GENIUS

Dunia pendidikan kita seolah tak pernah sepi dari badai kritik. Salah satu di antara kritik yang lagi up to date dibicarakan, bahwa penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan selama ini masih lebih banyak bersifat klasikal missal terhadap semua siswa. Baik siswa yang lamban, sedang, dan pandai atau sangat pandai yang sebenarnya memiliki kebutuhan berbeda, tetap mendapatkan pelayanan pendidikan yang sama. Semua itu terjadi, karena dunia pendidikan kita masih lebih berorientasi pada segi kuantitas, untuk dapat melayani sebanyak-banyaknya jumlah siswa.
Tentu saja sistem tersebut cenderung merugikan, terutama bagi peserta didik yang memiliki kualitas di atas rata-rata. Sebab potensi yang brilian tersebut diukur dan ditakar secara gradual dengan siswa yang dibawah standar. Baik anak yang kualitasnya di bawah standar maupun anak yang kecerdasannya berada di atas rata-rata, sama-sama diwajibkan menyelesaikan studinya selama 6 tahun untuk MI/SD, serta 3 tahun untuk MTs/SMP dan MA/SMA.
Salah satu kelemahan dari system pendidikan yang semacam itu, adalah belum terakomodasinya kebutuhan individual siswa. Bagi siswa yang lamban, mereka akan selalu tertinggal dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar yang ada. Sementara bagi siswa yang pandai, lebih-lebih bagi siswa yang sangat pandai, mereka akan mengalami rasa jenuh karena harus menyesuaikan diri dengan kelambanan siswa lainnya. Sebagai akibatnya, potensi kualitas dirinya tidak dapat tersalurkan atau berkembang secara optimal (mider-achiever).
Namun kelemahan system pendidikan yang klasikal, missal tersebut agaknya telah disadari dan segera diantisipasi oleh pemerintah dengan diterbitkannya Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003; tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mengatur tentang “Anak Muda Genius”. Seperi dalam bab IV pasal 5 ayat (4) disebutkan, bahwa warga Negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus. Dalam Bab V pasal 12 ayat (1b) juga dikatakan; setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya. Begitupun dalam pasal 12 ayat (1f); setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan.
Pemerintah rupanya menyadari, bahwa dinamika kehidupan dalam melinium ketiga ini berkembang dengan sangat dahsyat. Dan kecepatan perubahan di dunia pendidikan yang bersifat global itu, agaknya merangsang mereka yang memiliki kecerdasan di atas normal. Namun sayangnya, tawaran baru berupa Program Percepatan Belajar (akselerasi) dari pemerintah tersebut, rupanya belum mewabah di kalangan insan pendidikan. Bahkan sebagian besar pendidik terutama dari madrasah masih merasa asing dengan alternatif layanan pendidikan, yang memberikan ruang lebih bagi “Anak Muda Genius” tersebut.
Hingga tahun pembelajaran 2007/2008 terdapat enam madrasah di Jawa Timur yang memberikan layanan program percepatan belajar; MTs Unggulan PP Amanatul Ummah Surabaya, MTs Negeri Sumber Bungur Pakong Pamekasan, MTs Negeri Malang 3 Kabupaten Malang, MTs Negeri 1 Kota Malang, MA Negeri Malang 3 Kota Malang dan MA Negeri 2 Kota Madiun.
Padahal dengan diterbitkannya UU No. 20 Tahun 2003, seharusnya setiap madrasah berlomba untuk menyambut UU tersebut, dengan memberikan layanan akselerasi terhadap peserta didik yang memiliki otak genius. Dengan demikian, akan terbuka kesempatan bagi mereka untuk dapat mempercepat masa belajarnya; 5 tahun untuk tingkat MI/SD, serta 2 tahun untuk tingkat MTs/SMP dan MA/SMA.Program akselerasi merupakan alternative untuk mengimbangi kurang efektifnya program pada kelas klasikal yang bersifat massal. Sebab dengan adanya program ini, tentu akan membuka ruang kompetisi yang lebih baik bagi “Anak Muda Genius”. Dengan demikian, output dari program akselerasi terhadap peserta didik yang memiliki otak genius. Dengan demikian, akan terbuka kesempatan masa belajarnya; 5 tahun untuk tingkat MTs/SMP dan MA/SMA.
Program akselerasi merupakan alternative untuk menimbang kurang efektifnya program pada kelas klasikal yang bersifat massal. Sebab dengan adanya program ini, tentu akan membuka ruang kompetesi yang lebih baik bagi “Anak Muda Genius”. Dengan demikian, output dari program akselerasi tersebut akan turut pula memberikan andil dan warna baru, bagi proses perubahan yang tengah terjadi di dunia pendidikan kita. Namun yang perlu diperhatikan bagi madrasah yang akan memberlakukan program akselerasi tersebut, hendaknya mempersiapkan segalanya secara matang. Baik mengenai system dan metodologinya, maupun yang berkenaan dengan sarana dan prasarananya. Sebab jika tidak, tentu akan mengalami banyak sekali hambatan dan memenuhi kendala-kendala yang sifatnya sangat mendasar.Dari berbagai pemantauan yang kami lakukan di lapangan, ternyata efektifitas pemantapan (menyikat waktu belajar) memiliki dampak yang cukup signifikan. Keterbatasan waktu dan banyaknya jumlah materi yang harus disampaikan, mengakibatkan terjadinya benturan yang tak dapat dielakkan. Sehingga yang kerapkali terjadi, para guru terpaksa hanya menyampaikan materi yang bersifat kulitnya saja. Cepatnya guru dalam mengajar juga tidak bisa dihindarkan, sehingga materi yang sangat esensial pun tidak bisa didalami. Sebagai akibatnya, tentu saja apa yang diterima oleh siswa masih sangatlah dangkal.
Menghajar di kelas ekselerasi, setiap guru harus mampu merancang suatu metode pembelajaran yang efektif dan efisien. Bagaimana dengan waktu yang singkat, siswa bisa memahami materi pelajaran. Yang seringkali terjadi, justru guru hanya melakukan pemadatan materi pelajaran semata, tetapi sulit untuk melakukan reinforcement, enrichment atau ekskalasi (pendalaman pada tiap bidang) materi. Sehingga untuk melakukan analisis yang lebih mendalam terhadap suatu materi, nyaris terabaikan lantaran desakan waktu dan kejaran bahan yang ada. Sementara usaha pemadatan materi dengan cara menghilangkan beberapa materi yang dianggap non essensial, sangatlah beresiko akan hilangnya materi yang terkadang berfungsi bagi proses analisis berpikir siswa.Pengalaman belajar yang dialami siswa selama pembelajaran, sangatlah menentukan pengembangan potensi dasar siswa; baik daya pikir, afeksi, maupun kecakapan. Sehingga penyampaian materi yang bersifat konsep-konsep penting saja, akan cenderung membonsai tumbuhnya kemampuan life skill siswa. Locus of Control (orientasi control siswa terhadap pengembangan diri) pun nyaris hilang. Sebab mereka tidak memiliki suatu kenikmatan belajar dalam menghayati suatu materi pelajaran, lantaran harus secara beruntun dipaksa untuk memahami materi, mengerjakan latihan soal dan langsung mengikuti tes evaluasi.Namun di sisi lain, pemadatan materi justru sangat memberikan dampak positif pada siswa ketika memasuki dunia perguruan tinggi. Mereka menjadi terbiasa dengan tugas-tugas di kampus. Treatment yang diberikan guru akselerasi sangat membantu mereka, ketika beradaptasi dengan dunia kampus. Bahkan untuk siswa yang sangat terbakat, akan merasa jenuh pada semester-semester awal perkuliahan karena dirasakannya sangat lambat dan cenderung membosankan.Dari berbagai analisis tersebut, program ini kiranya perlu sekali untuk terus dikembangkan dan dievaluasi, agar tujuan ideal pendidikan kita yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik bisa tercapai secara gemilang. Sebab pendidikan pada dasarnya memang merupakan suatu sistem yang memiliki tujuan untuk memberikan pencerahan terhadap manusia.
Pendidikan dapat dikatakan berhasil, apabila outputnya bisa memberikan sumbangsih nyata dalam dinamika masyarakat; baik secara mental, fisik maupun peradabannya. Begitu pula sebaliknya, pendidikan dinilai belum berhasil, apabila outputnya belum dapat mengoptimalkan nilai-nilai kemanusiaannya; yang meliputi cipta, karsa dan rasa.
Untuk sementara ini, program akselerasi dianggap sebagai sesuatu yang memenuhi harapan banyak kalangan. Sebab program tersebut bisa menjadi sebuah proses pembenahan terhadap carut marutnya sistem pendidikan di Indonesia. Namun tidak menutup kemungkinanan, kedepanan nanti akan ditemukan solusi-solusi baru yang lebih sesuai dengan fitrah manusia Indonesia. Oleh karena itu, setiap institusi pendidikan harus memberikan fokus yang sama terhadap peningkatan kualitas pendidikannya. Dengan demikian berpulang semuanya kepada insan pendidik dan pemerhati pendidikan. Apakah manusia Indonesia akan dipacu untuk menggapai harkat dan martabat kemanusiaannya, ataukah justru dibiarkan terpinggirkan merana dalam kondisi yang memperihatinkan? Semua terserah kita!

Sumber: Majalah Pembangunan Agama MIMBAR Mei 2009.
Read More..

Selasa, 20 Oktober 2009

KAYA DI TENGAH EKONOMI TERPURUK

Kok bisa?? Bisa - bisa sajalah! There's no imposible in this world. Gampang saja sebenarnya untuk menjadi orang kaya di tengah perekonomian bangsa yang kian terpuruk. Bicara mengenai mengapa bangsa kita menjadi bangsa yang miskin, adalah tidak sukar menurut kami untuk menyampaikan apa yang menjadi argumen atau alasan kami berpendapat seperti itu. Jika kita mencoba berpikir lebih rasional, coba anda jawab; miskinkah Bangsa Indonesia?
Kami yakin sebagian besar akan menjawab "Bangsa kita tidaklah miskin, bangsa kita adalah bangsa yang kaya, namun tak mampu mengelolanya secara benar alias mismanagement".



Lantas apa yang sebenarnya terjadi? Konsep miskin tidak hanya mengarah pada uang, harta, atau kekayaan. Bahkan konsep miskin yang kami bahas di sini bisa dikatakan sebagai miskin yang terparah....
Ya, "miskin moral". Miskin moral menimbulkan dampak yang sangat besar. Mengapa demikian, sejenak mari berpikir. Uang, harta, atau kekayaan yang memanage adalah seorang individu. Maka jelas apabila si individu tersebut miskin moral, maka harta atau kekayaan yang dia manage tidaklah lama bahkan bisa dipastikan tak akan lama lagi dia akan akan merangkap miskin moral juga sekaligus miskin harta. Ironis. Akan terasa nyaman bagi mereka yang kaya moral sekalipun miskin harta, karena tentu suatu hari dia berpeluang untuk menjadi kaya harta dengan usaha kerasnya. Hidup orang yang demikian itu terasa nayaman dan tenang karena mereka benar dalam berpijak dan melangkahkan kaki. Sudah barang tentu merekalah yang kami katakan "Kaya di tengan ekonomi terpuruk". Pemuda dalam hal ini juga merupakan aset bangsa, seharusnya Pemuda apalagi seorang pelajar mempelopori sikap yang benar dengan menjadi orang kaya di tengah ekonomi bangsa yang terpuruk. Bersikap hemat dan menerapkan pola belanja yang maapan, insyaalah kita bisa disebut generasi penerus cita-cita bangsa.



Mari kita sebagai pelajar yang mempuyai pola pikir yang lebih terpelajar. Bersama-sama mengisi pembangunan dengan berusaha menjadi pemuda-pemudi kaya moral demi membawa Bangsa Indonesia keluar dari keterurukan ekonomi dan selanjutnya untuk memperkaya bangsa kita tercinta, Indonesia.
Read More..
 

©2009 . | by SMAN 1 Kraksaan